ANGGARAN PARTISIPATIF

Wednesday, April 25, 2018

Anggaran partisipatif adalah suatu proses di mana individu-individu terlibat di dalamnya dan mempunyai pengaruh pada penyusunan target anggaran yang kinerjanya akan dievaluasi dan kemungkinan akan dihargai atas pencapaian anggaran mereka.
(Brownell 1982). Penganggaran partisipatif adalah suatu inovasi-kreatif dalam proses pembuatan kebijakan-kebijakan. Dalam hal ini, masyarakat dilibatkan secara langsung dalam pembuatan kebijakan. Partisipasi anggaran adalah suatu proses dalam organisasi yang melibatkan semua pihak dalam penentuan tujuan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya. Proses penganggaran daerah dengan pendekatan kinerja dalam Kepmendagri memuat pedoman penyusunan rancangan APBD yang dilaksanakan oleh tim anggaran eksekutif bersama-sama unit organisasi perangkat daerah (unit kerja)
Partisipasi anggaran merupakan proses di mana individu yang terlibat di dalamnya mempunyai pengaruh pada target anggaran yang ingin dicapai. Penyusunan anggaran partisipatif diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan, hal ini di dasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu tujuan atau standar yang dirancang secara partisipatif di setujui maka karyawan akan bersungguhsungguh dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan karena karyawan memiliki rasa tanggung jawab pribadi karena ikut berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. Peran anggaran yang terpenting adalah sebagai alat utama bagi perusahaan untuk perencanaan dan pengendalian. Anggaran dalam suatu organisasi berfungsi sebagai salah Usman, Paranoan, Anggaran Partisipatif Dalam Menunjang Kinerja...129 satu alat untuk menilai kinerja manajer, dengan demikian maka salah satu cara untuk menyelaraskan tujuan adalah dengan meningkatkan keterlibatan manajer dalam organisasi.
Menurut Kenis (1979), manajemen penganggaran menyangkut berbagai aspek, yaitu partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik berdasarkan anggaran, evaluasi kinerja berdasakan anggaran serta tingkat kesulitan sasaran anggaran. Penelitian mengenai anggaran ini banyak memfokuskan pada keterlibatan manajer dalam proses anggaran (Milani 1975; Kenis 1979; Brównell 1981). Studi awal yang dilakukan oleh Kenis (1979) mendefiniskan keterlibatan yaitu sejauh mana manajer berpartisipasi dalam membuat anggaran dan mempengaruhi tujuan anggaran dari pusat pertanggungjawaban mereka. Argyris (1952) membedakan antara pastisipasi sesungguhnya dengan pseudo participation, dan menyarankan agar bawahan sebaiknya diberi kesempatan untuk berpartisipasi. Partisipasi sesungguhnya berarti bahwa individu dapat secara spontan atau bebas melakukan diskusi atau memberi masukan, sedangkan dalam pseudo participation manajer tidak sungguh- sungguh menyetujui tentang apa yang diputuskan, tetapi mereka menyatakan menyetujui karena perusahaan atau organisasi memerlukan persetujuan mereka
(http://jamal.ub.ac.id/index.php/jamal/article/viewFile/231/213)

Anggaran partisipatif merupakan anggaran yang dibuat oleh lebih dari seorang individu, yang menegaskan bahwa anggaran disusun dengan melibatkan banyak pihak yang berkompeten didalamnya. Partisipasi sendiri oleh Siegel dalam Rahayu (1997) didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan bersama oleh dua belah pihak atau lebih yang mempunyai dampak dimasa yang akan datang bagi pembuat keputusan tersebut. Milani dalam Rahayu (1997) mendefinisikan penyusunan anggaran partisipatif sebagai tingkat pengaruh dan keterlibatan yang dirasakan individu dalam proses perancangan anggaran.
Penelitian telah menunjukkan bahwa partisipasi anggaran (proses dimana pembuat anggaran ikut terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penentuan besarnya anggaran) mempunyai efek positif dari motivasi manajemen untuk 2 alasan:
1.      Ada penerimaan yang lebih besar dari tujuan  anggaran jika mereka merasa berada dalam kontrol manajer, dibandingkan dengan adanya paksaan dari luar. Hal ini menuju pada kepada tanggung jawab individu untuk mencapai tujuan.
2.      Hasil partisipasi pembuatan anggaran adalah pertukaran informasi yang efektif. Besar anggaran yang disetujui merupakan hasil dari keahlian dan pengetahuan pembuat anggaran, yang dekat dengan lingkungan produk/pasar. Lebih lanjut, pembuat anggaran mempunyai pengertian yang lebih untuk pekerjaan mereka melalui interaksi dengan atasan selama tahap pemeriksaan dan persetujuan.
Partisipasi pembuatan anggaran sangat menguntungkan untuk pemusatan tanggung jawab dalam pelaksanaan secara dinamis dan dalam lingkungan yang tidak pasti karena manajer yang bertugas pada pemusatan tanggung jawab memungkinkan untuk mempunyai informasi terbaik tentang variabel yang dapat mempengaruhi pemasukan dan pengeluaran mereka.
Partisipasi manajer menengah dan bawah dalam penyusunan anggaran akan memberikan manfaat, (Kren, 1992; dalam Sahara, 2005):
1.      Mengurangi ketimpangan informasi dalam organisasi
2.      Menimbulkan komitmen yang lebih besar kepada manajer untuk melaksanakan dan memenuhi anggaran, dan dapat menciptakan lingkungan yang mendorong perolehan dan penggunaan job-relevant information.
Dengan manfaat tersebut anggaran partisipatif dapat memungkinkan manajemen puncak untuk memahami masalah yang dihadapi oleh karyawan dan karyawan juga lebih dapat memahami kesulitan yang dihadapi oleh manajemen puncak. Sehingga anggaran partisipatif dapat meningkatkan komitmen para karyawan untuk mencapai tujuan anggaran.

Hal-hal yang mempengaruhi dampak positif dari partisipasi anggaran terhadap pembuatan anggaran adalah:
1.      Kemungkinan adanya penerimaan yang lebih besar atas ciri-ciri anggaran
Hal ini memungkinkan adanya komitmen yang lebih beasar terhadap pnyeusunan dan pelaksanaan anggaran.
2.      Anggran ini lebih efektif dari anggaran lain
Besarnya anggaran yang telah disetujui merupakan hasil dari keahlian dan pngetahuan pribadi dari pembuat anggaran yang mempunyai pemahaman yang lebih jelas mengenai pekerjaan mereka melalui interaksi dengan atasan selama fase pertinjauan dan persetujuan.

Tiga Potensi Masalah Anggaran Partisipatif :
a.       Menetapkan standar yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
Penetapan anggaran sangat mempengaruhi kinerja manajer atau pelaksana anggaran. Jika anggaran yang ditetapkan terlalu rendah makan ada kemungkinan seorang manajer dapat kehilangan  minat dan kinerja bisa benar benar turun dikarenakan pemikina mereka yang menyepelekan bahwa target yang harus dicapai itu mudah untuk dicapainya. Begitu juga jika anggaran ditetapkan tinggi, hal ini akan akan membuat frustasi manajer untuk mencapai standar yang ditetapkan, dan rasa frustasi itu dapat mengarah pada kinerja manajer menjadi semakin memburuk. Oleh karena itu dalam  menyusuan anggaran harus benar-benar dipikirkan dan dirumuskan dengan baik dan realistis.
b.      Membuat kelonggaran dalam anggaran
Masalah yang berpotensi muncul selanjutanya adalah kelonggaran anggaran atau menutup anggaran muncul ketika seorang manajer dengan sengaja memperkirakan pndapatan rendah dan menaikan biaya. Manjer puncak diharapkan lebih berhari-hati dalam meninjau anggaran yang diajukan oleh para manjer tingkat bawah dan menyediakan input jika dibutuhkan guna menurunkan kemungkinan-kemungkinan adanya kelonggaran dalam  anggaran.
c.       Partisipatif semu
Masalah ini muncul ketika manajer puncak menetapkan pengendalian total atau proses penganggaran, sehingga hanya mencari partisipasi palsu dari para manajer tingkat bawah. Manajer puncak hanya mendapatkan persetujuan formal anggaran dari para manajer tingkat bawah, bukan untuk mencari input sebenarnya. Akibatnya tidak satupun manfaat keperilakuan dari partisipasi yang akan didapat.


BANYAK PELUANG UNTUK BERKEMBANG DAN MENINGKATKAN PRAKTIK PENYUSUNAN ANGGARAN PARTISIPATIF.
Meskipun jelas bahwa ada peluang perkembangan dalam pelaksanaan praktik penyusunan anggaran partisipatif di semua tingkat pemerintahan, sejauh ini praktik  tersebut terbukti paling berguna di tingkat lokal dan kotamadya. Pelaksanaannya di tingkat nasional pemerintahan masih sedikit. Berikut ini adalah beberapa peluang yang dijelajahi.
·    Teknologi keterlibatan yang inovatif. Sarana keterlibatan online adalah alat penting yang memungkinkan warga mengakses informasi anggaran dengan mudah dan dapat mengurangi biaya serta mempermudah proses penyusunan anggaran partisipatif. Sarana ini juga dapat bertindak sebagai sumber untuk semua dokumentasi tentang upaya penyusunan anggaran partisipatif khusus perkotaan. Misalnya, Empatia yang didanai Uni Eropa sedang melakukan uji coba sarana yang menawarkan solusi terpadu untuk proses penyusunan anggaran partisipatif yang paling umum dan juga membuat pengguna dapat merancang solusi khusus agar dapat menanggapi konteks lokal dengan lebih baik.
·    Meningkatkan keputusan melalui data.Kian banyak data disediakan oleh semakin banyak pelaku di seluruh dunia, terutama melalui pendaftaran online dan sarana terbuka. Bagaimana kita dapat menggunakan data tersebut untuk membentuk pemerintahan yang lebih efektif dan lebih bertanggung jawab? Penyusunan anggaran partisipatif menawarkan kesempatan utama untuk menggunakan data terbuka agar menghasilkan manfaat; akses ke data mengenai ketersediaan sumber daya masyarakat dapat membantu masyarakat memprioritaskan proyek mana saja yang membutuhkan dana.
·    Belajar melalui kemitraan. Penyusunan anggaran partisipatif adalah inovasi demokrasi dari global south hingga tersebar ke seluruh dunia. Meskipun konteks proyek penyusunan anggaran partisipatif mungkin berbeda antar kota, banyak hal dapat diperoleh dari pengalaman bersama di antara praktisi. Anggota masyarakat dari proyek di berbagai kota dan kotamadya bisa mendapatkan manfaat dari berbagi strategi dan pelajaran yang dipetik di sepanjang proses. Kemitraan antar kelompok dengan tujuan serupa dapat membantu membuat keterlibatan mereka menjadi lebih efisien dan efektif.
(https://www.internationalbudget.org/2017/08/penyusunan-anggaran-partisipatif-demokrasi-dalam-tindakan/)

0 comments:

Post a Comment