Anggaran partisipatif adalah suatu proses di mana
individu-individu terlibat di dalamnya dan mempunyai pengaruh pada penyusunan
target anggaran yang kinerjanya akan dievaluasi dan kemungkinan akan dihargai
atas pencapaian anggaran mereka.
(Brownell 1982). Penganggaran partisipatif
adalah suatu inovasi-kreatif dalam proses pembuatan kebijakan-kebijakan. Dalam
hal ini, masyarakat dilibatkan secara langsung dalam pembuatan kebijakan.
Partisipasi anggaran adalah suatu proses dalam organisasi yang melibatkan semua
pihak dalam penentuan tujuan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya. Proses
penganggaran daerah dengan pendekatan kinerja dalam Kepmendagri memuat pedoman
penyusunan rancangan APBD yang dilaksanakan oleh tim anggaran eksekutif
bersama-sama unit organisasi perangkat daerah (unit kerja)
Partisipasi anggaran merupakan proses di mana individu yang
terlibat di dalamnya mempunyai pengaruh pada target anggaran yang ingin
dicapai. Penyusunan anggaran partisipatif diharapkan dapat meningkatkan kinerja
karyawan, hal ini di dasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu tujuan atau
standar yang dirancang secara partisipatif di setujui maka karyawan akan
bersungguhsungguh dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan karena karyawan
memiliki rasa tanggung jawab pribadi karena ikut berpartisipasi dalam
penyusunan anggaran. Peran anggaran yang terpenting adalah sebagai alat utama
bagi perusahaan untuk perencanaan dan pengendalian. Anggaran dalam suatu
organisasi berfungsi sebagai salah Usman, Paranoan, Anggaran Partisipatif Dalam
Menunjang Kinerja...129 satu alat untuk menilai kinerja manajer, dengan
demikian maka salah satu cara untuk menyelaraskan tujuan adalah dengan
meningkatkan keterlibatan manajer dalam organisasi.
Menurut Kenis (1979), manajemen penganggaran menyangkut berbagai
aspek, yaitu partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik
berdasarkan anggaran, evaluasi kinerja berdasakan anggaran serta tingkat
kesulitan sasaran anggaran. Penelitian mengenai anggaran ini banyak memfokuskan
pada keterlibatan manajer dalam proses anggaran (Milani 1975; Kenis 1979;
Brównell 1981). Studi awal yang dilakukan oleh Kenis (1979) mendefiniskan
keterlibatan yaitu sejauh mana manajer berpartisipasi dalam membuat anggaran
dan mempengaruhi tujuan anggaran dari pusat pertanggungjawaban mereka. Argyris
(1952) membedakan antara pastisipasi sesungguhnya dengan pseudo participation,
dan menyarankan agar bawahan sebaiknya diberi kesempatan untuk berpartisipasi.
Partisipasi sesungguhnya berarti bahwa individu dapat secara spontan atau bebas
melakukan diskusi atau memberi masukan, sedangkan dalam pseudo participation
manajer tidak sungguh- sungguh menyetujui tentang apa yang diputuskan, tetapi
mereka menyatakan menyetujui karena perusahaan atau organisasi memerlukan
persetujuan mereka
(http://jamal.ub.ac.id/index.php/jamal/article/viewFile/231/213)
Anggaran
partisipatif merupakan anggaran yang dibuat oleh lebih dari seorang individu,
yang menegaskan bahwa anggaran disusun dengan melibatkan banyak pihak yang
berkompeten didalamnya. Partisipasi sendiri oleh Siegel dalam Rahayu (1997)
didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan bersama oleh dua belah pihak
atau lebih yang mempunyai dampak dimasa yang akan datang bagi pembuat keputusan
tersebut. Milani dalam Rahayu (1997) mendefinisikan penyusunan anggaran
partisipatif sebagai tingkat pengaruh dan keterlibatan yang dirasakan individu
dalam proses perancangan anggaran.
Penelitian
telah menunjukkan bahwa partisipasi anggaran (proses dimana pembuat anggaran
ikut terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penentuan besarnya anggaran)
mempunyai efek positif dari motivasi manajemen untuk 2 alasan:
1. Ada
penerimaan yang lebih besar dari tujuan anggaran jika mereka merasa
berada dalam kontrol manajer, dibandingkan dengan adanya paksaan dari luar. Hal
ini menuju pada kepada tanggung jawab individu untuk mencapai tujuan.
2. Hasil
partisipasi pembuatan anggaran adalah pertukaran informasi yang efektif. Besar
anggaran yang disetujui merupakan hasil dari keahlian dan pengetahuan pembuat
anggaran, yang dekat dengan lingkungan produk/pasar. Lebih lanjut, pembuat
anggaran mempunyai pengertian yang lebih untuk pekerjaan mereka melalui
interaksi dengan atasan selama tahap pemeriksaan dan persetujuan.
Partisipasi
pembuatan anggaran sangat menguntungkan untuk pemusatan tanggung jawab dalam
pelaksanaan secara dinamis dan dalam lingkungan yang tidak pasti karena manajer
yang bertugas pada pemusatan tanggung jawab memungkinkan untuk mempunyai
informasi terbaik tentang variabel yang dapat mempengaruhi pemasukan dan
pengeluaran mereka.
Partisipasi
manajer menengah dan bawah dalam penyusunan anggaran akan memberikan manfaat,
(Kren, 1992; dalam Sahara, 2005):
1. Mengurangi
ketimpangan informasi dalam organisasi
2. Menimbulkan
komitmen yang lebih besar kepada manajer untuk melaksanakan dan memenuhi
anggaran, dan dapat menciptakan lingkungan yang mendorong perolehan dan
penggunaan job-relevant information.
Dengan
manfaat tersebut anggaran partisipatif dapat memungkinkan manajemen puncak
untuk memahami masalah yang dihadapi oleh karyawan dan karyawan juga lebih
dapat memahami kesulitan yang dihadapi oleh manajemen puncak. Sehingga anggaran
partisipatif dapat meningkatkan komitmen para karyawan untuk mencapai tujuan
anggaran.
Hal-hal
yang mempengaruhi dampak positif dari partisipasi anggaran terhadap pembuatan
anggaran adalah:
1. Kemungkinan adanya
penerimaan yang lebih besar atas ciri-ciri anggaran
Hal ini memungkinkan adanya komitmen yang lebih beasar terhadap pnyeusunan dan pelaksanaan anggaran.
Hal ini memungkinkan adanya komitmen yang lebih beasar terhadap pnyeusunan dan pelaksanaan anggaran.
2. Anggran ini lebih
efektif dari anggaran lain
Besarnya
anggaran yang telah disetujui merupakan hasil dari keahlian dan pngetahuan
pribadi dari pembuat anggaran yang mempunyai pemahaman yang lebih jelas
mengenai pekerjaan mereka melalui interaksi dengan atasan selama fase
pertinjauan dan persetujuan.
Tiga
Potensi Masalah Anggaran Partisipatif :
a. Menetapkan
standar yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
Penetapan
anggaran sangat mempengaruhi kinerja manajer atau pelaksana anggaran. Jika
anggaran yang ditetapkan terlalu rendah makan ada kemungkinan seorang manajer
dapat kehilangan minat dan kinerja bisa benar benar turun dikarenakan
pemikina mereka yang menyepelekan bahwa target yang harus dicapai itu mudah untuk
dicapainya. Begitu juga jika anggaran ditetapkan tinggi, hal ini akan akan
membuat frustasi manajer untuk mencapai standar yang ditetapkan, dan rasa
frustasi itu dapat mengarah pada kinerja manajer menjadi semakin memburuk. Oleh
karena itu dalam menyusuan anggaran harus benar-benar dipikirkan dan
dirumuskan dengan baik dan realistis.
b. Membuat kelonggaran
dalam anggaran
Masalah
yang berpotensi muncul selanjutanya adalah kelonggaran anggaran atau menutup
anggaran muncul ketika seorang manajer dengan sengaja memperkirakan pndapatan
rendah dan menaikan biaya. Manjer puncak diharapkan lebih berhari-hati dalam
meninjau anggaran yang diajukan oleh para manjer tingkat bawah dan menyediakan
input jika dibutuhkan guna menurunkan kemungkinan-kemungkinan adanya
kelonggaran dalam anggaran.
c. Partisipatif
semu
Masalah
ini muncul ketika manajer puncak menetapkan pengendalian total atau proses
penganggaran, sehingga hanya mencari partisipasi palsu dari para manajer
tingkat bawah. Manajer puncak hanya mendapatkan persetujuan formal anggaran
dari para manajer tingkat bawah, bukan untuk mencari input sebenarnya.
Akibatnya tidak satupun manfaat keperilakuan dari partisipasi yang akan
didapat.
BANYAK
PELUANG UNTUK BERKEMBANG DAN MENINGKATKAN PRAKTIK PENYUSUNAN ANGGARAN
PARTISIPATIF.
Meskipun jelas bahwa ada
peluang perkembangan dalam pelaksanaan praktik penyusunan anggaran partisipatif
di semua tingkat pemerintahan, sejauh ini praktik tersebut terbukti
paling berguna di tingkat lokal dan kotamadya. Pelaksanaannya di tingkat nasional
pemerintahan masih sedikit. Berikut ini adalah beberapa peluang yang
dijelajahi.
· Teknologi keterlibatan yang
inovatif. Sarana
keterlibatan online adalah alat penting yang memungkinkan
warga mengakses informasi anggaran dengan mudah dan dapat mengurangi biaya
serta mempermudah proses penyusunan anggaran partisipatif. Sarana ini juga
dapat bertindak sebagai sumber untuk semua dokumentasi tentang upaya penyusunan
anggaran partisipatif khusus perkotaan. Misalnya, Empatia yang didanai Uni
Eropa sedang melakukan uji coba sarana yang menawarkan solusi terpadu untuk
proses penyusunan anggaran partisipatif yang paling umum dan juga membuat
pengguna dapat merancang solusi khusus agar dapat menanggapi konteks lokal
dengan lebih baik.
· Meningkatkan keputusan melalui
data.Kian
banyak data disediakan oleh semakin banyak pelaku di seluruh dunia, terutama
melalui pendaftaran online dan sarana terbuka. Bagaimana kita
dapat menggunakan data tersebut untuk membentuk pemerintahan yang lebih efektif
dan lebih bertanggung jawab? Penyusunan anggaran partisipatif menawarkan
kesempatan utama untuk menggunakan data terbuka agar menghasilkan manfaat;
akses ke data mengenai ketersediaan sumber daya masyarakat dapat membantu
masyarakat memprioritaskan proyek mana saja yang membutuhkan dana.
· Belajar melalui kemitraan. Penyusunan anggaran
partisipatif adalah inovasi demokrasi dari global south hingga
tersebar ke seluruh dunia. Meskipun konteks proyek penyusunan anggaran
partisipatif mungkin berbeda antar kota, banyak hal dapat diperoleh dari
pengalaman bersama di antara praktisi. Anggota masyarakat dari proyek di
berbagai kota dan kotamadya bisa mendapatkan manfaat dari berbagi strategi dan
pelajaran yang dipetik di sepanjang proses. Kemitraan antar kelompok dengan
tujuan serupa dapat membantu membuat keterlibatan mereka menjadi lebih efisien
dan efektif.
(https://www.internationalbudget.org/2017/08/penyusunan-anggaran-partisipatif-demokrasi-dalam-tindakan/)
0 comments:
Post a Comment