KOMITMEN KEPEMIMPINAN

Thursday, April 26, 2018

James M. Kouzez dan Barry Z. Posner dalam buku mereka yang berjudul “The Leadership Challenge (1987),  mengemukakan sepuluh komitmen kepemimpinan yang
diharapkan dari setiap pemimpin, yaitu :



A.   Mencari peluang-peluang yang menantang
Pandangan ini berarti bahwa seorang pemimpin diharapkan senantiasa berusaha agar “status quo” atau “kemapanan yang statis” tidak perlu dipertahankan, namun sebaliknya segera harus diubah demi penyesuaian dengan gelombang perubahan yang terjadi.

Agar komitmen tersebut dapat terlaksana secara nyata dalam kehidupan organisasi, maka diperlukan langkah-langkah strategis, antara lain :

    1)   Memperlakukan setiap penugasan kerja (assigment) sebagai suatu “petualangan” yang menggairahkan dan penuh dengan harapan untuk dapat menemukan rahasia atau misteri baru sukses masa depan.
  2) Secara aktif memiliki kepedulian dan mempertanyakan setiap “status quo” atau “kemapanan yang statis” dan secara sungguh-sungguh selalu mencari strategi maupun cara yang tepat untuk merubah keadaan sehingga dapat merencanakan perubahan atau peluang baru.

B.    Berani mencoba dan bersedia menanggung resiko

Komitmen ini mempunyai maksud sama dengan memiliki tekad yang kuat dan keikhlasan yang dalam untuk berusaha belajar dari keberhasilan dan kegagalan, meskipun terpaksa harus membayar harga pengalaman dengan mahal dan konsekwensinya yang besar.

Pemimpin dalam konsep ini memandang betapa pentingnya keberanian untuk bersedia “menanggung resiko” sebagai akibat usaha untuk lebih maju. Bahkan banyak yang meyakini bahwa menjadi pemimpin adalah kesediaan hidup dengan alam kehidupan yang penuh  resiko. Dengan pandangan yang demikian, pemimpin wajib berusaha untuk mengembangkan tata nilai dan budaya kerja yang penuh dengan kesetiaan semua anggotanya untuk berani mencoba dan menanggung resiko. 

Upaya-upaya untuk mencapai hal tersebut sebagai berikut :
    1)    Menciptakan mekanisme guna menampung ide-ide inovatif;
    2)    Mulai melakukan percobaan dalam skala kecil;
    3)    Membentuk kelompok kerja inovatif;
    4)    Menghargai setiap pekerjaan;
    5)    Menganalisa hasil percobaan; dan
    6)    Membina mental berani mencoba.

C.    Memimpin masa depan
Konsep ini berarti bahwa setiap pemimpin harus menampilkan pribadi yang memancarkan suatu visi atau pandangan ke depan tentang gambaran wujud masa depan dengan kuat. Tugas pemimpin yang utama adalah menciptakan visi yang jelas demi peningkatan kehidupan masa depan organisasi dan manusia dalam organisasinya.

Ada beberapa prinsip yang perlu dipraktekan secara nyata dalam mengembangkan komitmen ini, yaitu :

    1)    Mawas diri (mengenali diri secara benar);
    2)    Menetapkan masa depan yang diharapkan;
    3)    Merancang apa yang belum pernah dipikirkan orang lain;
    4)    Melatih intuisi dan rasa; dan
    5)    Selalu berorientasi ke depan.

D.   Membina kesamaan visi
Ini berarti mengkomunikasikan visinya kepada semua pihak yang terkait dengan upaya mewujudkan visinya. Upaya penyamaan visi oleh pemimpin merupakan ketrampilan untuk memperhatikan adanya nilai-nilai, peminatan, harapan dan mimpi yang ada maupun berkembang diantara anggota organisasi. Dengan demikian maka visi pemimpin juga merupakan visi bersama dari semua anggota yang dipimpinnya (share vision).

Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam usaha penyamaan visi ini, yaitu :
    1)    Identifikasi pihak yang perlu disamakan visinya;
    2)    Mencari dasar-dasar kesamaan pandangan; dan
    3)    Mengadakan interaksi yang intensif untuk menyamakan visi.

E.    Menggalang kerjasama
Menggalang kerjasama atau mengupayakan agar orang-orang bersedia untuk bekerja dalam satu kata dan semangat kebersamaan, adalah tugas dari seorang pemimpin. Membina kerjasama pada prinsipnya adalah meningkatkan keterpaduan potensi organisasi melalui penyamaan tujuan dan membina saling percaya diantara anggota organisasi.

Beberapa hal yang perlu menjadi kepedulian, yaitu :
    1)    Menciptakan kebersamaan;
    2)    Menciptakan peluang interaksi;
    3)    Menciptakan keterbukaan;
    4)    Tidak terpaku kegagalan masa lampau;
    5)    Melibatkan pihak lain dalam setiap proses; dan
    6)    Mengembangkan suasana saling percaya.

F.    Memperkuat mitra kerja
Ini berarti bahwa pemimpin berkewajiban untuk membagi atau memberikan kekuasaan dalam informasi yang dimilikinya, agar semua pihak yang terlibat dalam proses pembaharuan mempunyai kekuatan atau sumberdaya gerak pembaharuan yang sama.

Beberapa upaya yang dapat dikembangkan, yaitu :
    1)    Mengenal setiap mitra kerja;
    2)    Mengembangkan kemampuan hubungan antar pribadi;
    3)    Melayani pihak lain lebih tulus;
    4)    Mengembangkan keleluasaan pihak lain untuk bertanggungjawab;
    5)    Mengembangkan keterbukaan informasi bagi semua; dan
    6)    Membina kemitraan dengan memberikan dukungan.

G.   Menunjukan ketauladanan
Ini berarti bahwa seorang pemimpin mempunyai kewajiban untuk membuat orang lain dapat berbuat dengan senantiasa memberikan contoh atau jalan awal bagi pertumbuhan selanjutnya. Menyamakan dasar-dasar filosofi dan nilai-nilai, memahami nilai-nilai utama yang diterima oleh individu dan kelompok adalah langkah yang strategis.

Beberapa kemungkinan yang dapat dilakukan untuk ini, yaitu :
    1)    Jangan melewatkan peluang yang ada;
    2)    Menciptakan lebih banyak peluang untuk penyebaran visi dan jiwa pembaharuan;
    3)    Memelihara citra sebagai pemimpin yang konsisten dalam merealisasikan visinya; dan
    4)    Menjadikan setiap peluang sebagai kesempatan besar.

H.   Merencanakan keberhasilan bertahap
Disamping mempunyai rencana yang besar dalam mewujudkan visinya, pemimpin berkewajiban pula untuk membuat rencana secara bertahap sesuai dengan peluang dan kemampuan yang mungkin dilakukan dalam setiap laju perkembangan.

Jadi, pada dasarnya seorang pemimpin harus mampu menciptakan keberhasilan-keberhasilan kecil secara bertahap dan berkesinambungan dengan membina komitmen yang mendalam dari semua pihak yang terkait.

Untuk mencapai hal tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu :
    1)    Membuat rencana yang cermat;
    2)    Menciptakan model-model pembaharuan;
    3)    Menyelesaikan setiap tahap pembaharuan dengan tuntas;
    4)    Memanfaatkan proses penerimaan inovatif dengan wajar; dan
    5)    Memberikan kesempatan untuk bebas memilih.

I.      Menghargai setiap peran individu
Pemimpin harus mampu manghargai setiap peran yang telah dimainkan oleh semua pihak dengan ikut andil dalam menciptakan keberhasilan. Dalam menghargai setiap peran individu, beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

    1)    Tetapkan ukuran kinerja;
    2)    Ciptakan mekanisme pengukuran hasil kerja pembaharuan;
    3)    Ciptakan sistem penghargaan yang kreatif;
    4)    Usahakan keberhasilan diketahui umum;
    5)    Pantau pra pembaharu yang berhasil secara benar; dan
    6)    Membantu menyebarluaskan keberhasilan inovasi.

J.     Mensyukuri setiap keberhasilan
Mensyukuri setiap keberhasilan, adalah kewajiban setiap pemimpin menyangkut setiap keberhasilan bersama, bahkan perlu diupayakan agar keberhasilan juga dijadikan kesempatan emas untuk mendidik  dan mengajarkan satu nilai-nilai baru kepada banyak pihak.

Untuk mencapai hal ini, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu :
    1)    Rencanakan keberhasilan sebagai ajang belajar;
    2)    Tunjukan komitmen dengan tertib secara langsung;
3)    Menghargai dan mencintai keberhasilan meski kecil sekalipun.



Pemimpin dalam sebuah organisasi merupakan ujung tombak keberhasilan organisasi, seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat kepemimpinan. Sifat kepemimpinan ini terdapat dalam hubungan antara manusia, yaitu hubungan menpengaruhi (dari pimpinan), dan hubungan kepatuhan/ketaatan para pengikut (bawahan). Seorang pemimpin harus mempunyai komitmen dalam mengatur dan mengarahkan seluruh kegiatan organisasi dan juga harus tertanam dalam dirinya sifat melayani, memiliki rasa kasih sayang dan perhatian pada mereka yang dipimpinnya agar dapat memberika pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat khususnya dibidang kesehatan merupakan salah satu bentuk akuntabilitas publik, namun yang terjadi di Puskesmas Pasongsongan saat ini berdasarkan persepsi masyakat yang menilai sisi pelayanan yang dirasa masih lambat, jam buka pelayanan yang tidak menentu, serta sarana dan prasarana yang kurang memedai. Sehingga masyarakat Pasongsongan cenderung memilih berobat keluar wilayah. Dari latar belakang inilah sebabnya saya mengambil judul “Pentingnya Komitmen Pemimpin Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Upt Puskesmas Pasongsongan”. Tujuan Penelitian, Sesuai dengan latar belakang penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui komitmen pemimpin Puskesmas Pasongsongan dalam mengelola keterbatasan sumber daya yang ada dan pemberian pelayanan terhadap masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik. * Dosen FISIP Universitas Wiraraja Sumenep 35 B. KERANGKA DASAR TEORI Definisi Pemimpin dan Kepemimpinan, Dalam praktik sehari-hari pemimpin dan kepemimpinan diartikan sama, padahal kedua pengertian tersebut berbeda. Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin, sedangkan kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Definisi Komitmen, Meyer dan Ellen dalam Khaerul Umam (2010:258) merumuskan suatu definisi mengenai komitmen dalam berorganisasi sebagai suatu konstruk psikologis yang merupakan karakteristik hubungan anggota organisasi dengan organisasinya dan memiliki implikasi terhadap keputusan individu untuk melanjutkan keanggotaanya dalam berorganisasi. Definisi Pelayanan Publik Dan Kualitas Pelayanan Publik, Pelayanan menurut Monir dalam Harbani Pasolong (2008:128), mengatakan bahwa pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. Sedangkan pelayanan publik oleh birokrasi publik merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat disamping sebagai abdi negara. Menurut Montgo-Mery kualitas adalah suatu produk, apakah itu bentuknya barang atau jasa, dikatakan bermutu bagi seseorang kalu produk tersebut dapat memenuhi kebutuhanya. Pengertian Puskesmas, Puskesmas adalah pusat pengembangan pembinaan, dan pelayanan sekaligus merupakan pos pelayanan terdepan dalam pelayanan pembangunan kesehatan masyarakat yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada masyarakat yang bertempat tinggal dalam wilayah tertentu (Depkes RI, 2001).

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=298478&val=6833&title=PENTINGNYA%20KOMITMEN%20PEMIMPIN%20DALAM%20MENINGKATKAN%20KUALITAS%20PELAYANAN%20PUBLIK%20DI%20UPT%20PUSKESMAS%20PASONGSONGAN

0 comments:

Post a Comment